Jumat, 01 Mei 2009

‎SANGGAR BUKAN BIMA


Oleh : As`ad, S. Pd



SANGGAR BUKAN BIMA

‎ Di pulau Sumbawa sebelum Tambora meletus tahun1815 terdapat enam kerajaan,yaitu ‎kerajaan Sumbawa,Bima,Dompo,Sanggar,Tambora dan Pekat. Dari enam kerajaan ini merupkana ‎kerajaan besar sejajar dengan kerajaan di wilayah nusantara. Enam kerajaan ini terdapat tiga ‎kerajaan lenyap hampir 2 (dua) abad yang lalu, yaitu kerajaan Sanggar,Tambora,dan Pekat. ‎Lenyapnya tiga kerajaan tersebut merupakan lenyapnya suatu peradaban walaupun sekarang kita ‎mengenal dua suku di pulau Sumbawa,yaitu Suku Bima - Dompu dan Sumbawa. Lenyapnya tiga ‎kerajaan di sekitar lereng Tambora adalah suatu penyelenyapan secara alamiah,namun ‎penyelenyapan itu masih ada salah satu kerajaan bertahan dengan suku tersendiri sampai ‎sekarang,walaupun masih dalam proses penelitian. Dari data-data dihimpun dari peneitian ini, ‎kami kembangkan data-data keberadaan suku tersebut, bahwa bahasa kore dari kerajaan Sanggar ‎masih bertahan hingga sekarang walaupun diberbagai sumber buku antropologi bahwa di ‎Indonesia mempunyai suku-bangsa sebanyak 151 suku, dan terdapat tiga suku bangsa di pulau ‎Sumbawa dari enam kerajaan(Bima,Dompu,Sumbawa,Sanggar,Tambora dan Pekat)termasuk suku ‎kore. Hal tidak terungkapnya suku kore kerajaan Sanggar,dilatar belakangi oleh meletusnya ‎gunung Tambora sehingga para peneliti sulit untuk mengungkapkan fakta-fakta sejarah. Selain itu ‎juga adanya keterbatasan pemahaman kita mengenai sejarah kerajaan Sanggar yang ‎sebenarnya,sehingga banyak para orang tua dan generasi mengkategorikan Sanggar maupun ‎Tambora sebagian dari wilayah kekuasaan Bima padahal ”Sanggar Bukan Bima”.Terungkap ‎dalam lambang kerajaan Bima Garuda berkepala dua 7(Tujuh) helai sayapnya mengungkapkan ‎tujuh wilayah kekuasaan bima tujuh anggota majelis hadat. Sedangkan kerajaan Sanggar maupun ‎Tambora bukan wilayah kekuasaannya.‎

Hidupku







-->Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagimu menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita mati datang tidak membelah……!!!! Buat Ratuku! Kubentuk dunia sendiri Dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini! Kecuplah aku terus, kecuplah Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku….!!!!